Halaman

Jumat, 01 November 2019

MAKNA SHIRATUL MUSTAQIM

MAKNA SHIRATUL MUSTAQIM
Firman Allah Taala :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا * ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا *
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
Tafsir Ayat
1. Para Nabi
Jika kita pelajari sejarahnya, pada umumnya mereka orang-orang sengsara, hanya beberapa orang yang ditaqdirkan menjadi raja atau kaya. Dalam hal ini kita lihat kisah para ulul azmi; Nabi Nuh a.s dihina dan diancam kaumnya, Nabi Ibrahim a.s yang dibakar oleh rajanya, Nabi Musa a.s yang dikejar oleh Fir’aun dan bala tentaranya serta disakiti kaumnya, Nabi Isya al-Masih diburu Bani Israil, dan Nabi Muhammad yang terlahir dalam keadaan yatim dan miskin, setelah menjadi nabi diusir dan diperangi kerabatnya. Maka keni’matan yang  didapatkan bukan berlimbahnya materi atau kesenangan dunia, melainkan keni’matan iman, islam, dan kebahagian akhirat.
2. Shiddiyqiyn
Dalam hal ini ialah orang-orang yang membenarkan, menyakini, dalam tidak meragukan kebenaran al-Qur-an. Sehingga ia rela berbuat apapu yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, menyakini sekalipun tidak dapat dimengerti akal, kisah Abu bakar r.a yang diberi gelar Asshiddiyqiyn karna telah membenarkan kenabian nabi Muhammad dengan menginfakan hartanya, Sabda Nabi; Dari Shahabat Umar bin Al Khathab radliallahu 'anhu ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan Kami agar bersedekah, dan hal tersebut bertepatan dengan keberadaan harta yang saya miliki. Lalu saya mengatakan; apabila aku dapat mendahului Abu Bakr pada suatu hari maka hari ini aku akan mendahuluinya. Kemudian saya datang dengan membawa setengah hartaku, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Saya katakan; harta yang sama seperti itu. Ia berkata; kemudian Abu Bakar datang dengan membawa seluruh yang ia miliki. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Abu Bakr, apakah yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Ia berkata; saya tinggalkan untuk mereka Allah dan RasulullahNya. Maka saya katakan; saya tidak akan dapat mendahuluimu kepada sesuatupun selamanya. (H.R Abu Dawud dan at-Tirmidzi)
Dengan hartanya Abu Bakar as-Shiddiq membebaskan tujuh orang hamba sahaya diantarany Bilal bin Rabah dengan uaang keping emas.
3. Para Syahid
Dalam hal ini ialah orang-orang yang gugur dijalan Allah. Mareka telah mengurbankan harta, jiwa dan raganya hanya untuyk membela agama Allah. Mereka yakin Allah menempatkan para syuhada yang mulia, yang penuh dengan keni’matan, serta mereka menyakini kehidupan di jannah jauh lebih baik dan kekal adalah cita-cita. Firman Allah Taala ;
وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (Q.s 3:169)
4. Orang-orang yang shaleh
Dalam hal ini ialah orang-orang yang bertaqa; selalu beriman, beribdah, beramal shalah, berakhlak mulia, berprilaku yang baik, bertindak menurut ajaran Islam, berbuat sesuai syari’at, berdakwah ke jalan yang lurus, menghidupkan sunnah, meninggalkan bid’ah, tolong menolong, dan amar ma’ruf nahyi munkar. Maka masih ada waktu bagi kita untuk menjadi orang-orang yang shaleh
.....وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
........ Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya
Shahabt Nabi yang bernama Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslamiy dia berkata, "Saya bermalam bersama Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajatnya, maka beliau bersabda kepadaku, 'Mintalah kepadaku.' Maka aku berkata, 'Aku meminta kepadamu agar aku menemanimu di surga -dia berkata, 'Atau dia selain itu'. Aku menjawab, 'Itulah yang dia katakan-maka beliau menjawab, 'Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud (shalat sunat)." (H.R Musli, Abu Dawud, as-Nasaai)
ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ
. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah,. Karunia yang Allah berikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki, maka pintalah olehmu, firman Allah taala ;
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.s 62 : 10)
Maka kita dianjurkan untuk selalu berdo’a ketika keluar dari masjid “Ya Allah, sesungguhnya aku mememohon dari karunia-Mu”  karunia yang tak terbatas oleh waktu tak hanya karunia di dunia saja melainkan karunia-Nya di Akhirat kekal abadi serta berdampingan dengan orang-orang yang kita cintai dengan segala keni’matan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang bertaqwa.
....وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا
Untuk mendapatkan karunia Allah itu kita wajib beramal dengan ikhlas, hanya dengan taat kepada Allah dan Rasul-Nya tidak perlu ada saksi atau orang lain tau, cukuplah Allah yang mengetahui. Dia tidak akan lupa dan menyalahi janji-Nya.

Wallaahu a’lam bimuraadib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tujuh Golongan Yang Akan Mendapat Naungan Allah Swt

TUJUH GOLONGAN YANG AKAN MENDAPAT   NAUNGAN ALLAH SWT KETIKA DI PADANG MAHSYIAR عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّه...