MAKNA SHIRATUL MUSTAQIM
Firman Allah
Taala :
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ
فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ
وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا * ذَلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا *
Dan barang siapa yang menaati
Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang
dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang
yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu
adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui.
Tafsir Ayat
1. Para Nabi
Jika kita
pelajari sejarahnya, pada umumnya mereka orang-orang sengsara, hanya beberapa
orang yang ditaqdirkan menjadi raja atau kaya. Dalam hal ini kita lihat kisah
para ulul azmi; Nabi Nuh a.s dihina dan diancam kaumnya, Nabi Ibrahim a.s yang
dibakar oleh rajanya, Nabi Musa a.s yang dikejar oleh Fir’aun dan bala
tentaranya serta disakiti kaumnya, Nabi Isya al-Masih diburu Bani Israil, dan
Nabi Muhammad yang terlahir dalam keadaan yatim dan miskin, setelah menjadi
nabi diusir dan diperangi kerabatnya. Maka keni’matan yang didapatkan bukan berlimbahnya materi atau
kesenangan dunia, melainkan keni’matan iman, islam, dan kebahagian akhirat.
2. Shiddiyqiyn
Dalam hal ini ialah orang-orang yang membenarkan, menyakini, dalam tidak
meragukan kebenaran al-Qur-an. Sehingga ia rela berbuat apapu yang
diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, menyakini sekalipun tidak dapat dimengerti
akal, kisah Abu bakar r.a yang diberi gelar Asshiddiyqiyn karna telah
membenarkan kenabian nabi Muhammad dengan menginfakan hartanya, Sabda Nabi; Dari
Shahabat Umar bin Al Khathab radliallahu 'anhu ia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan Kami agar bersedekah, dan hal tersebut
bertepatan dengan keberadaan harta yang saya miliki. Lalu saya mengatakan;
apabila aku dapat mendahului Abu Bakr pada suatu hari maka hari ini aku akan
mendahuluinya. Kemudian saya datang dengan membawa setengah hartaku, lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apakah yang engkau
tinggalkan untuk keluargamu?" Saya katakan; harta yang sama seperti itu.
Ia berkata; kemudian Abu Bakar datang dengan membawa seluruh yang ia miliki.
Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Abu Bakr,
apakah yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?" Ia berkata; saya
tinggalkan untuk mereka Allah dan RasulullahNya. Maka saya katakan; saya tidak
akan dapat mendahuluimu kepada sesuatupun selamanya. (H.R Abu Dawud dan
at-Tirmidzi)
Dengan hartanya Abu Bakar as-Shiddiq membebaskan tujuh orang hamba sahaya
diantarany Bilal bin Rabah dengan uaang keping emas.
3. Para Syahid
Dalam hal ini ialah orang-orang yang gugur dijalan Allah. Mareka telah
mengurbankan harta, jiwa dan raganya hanya untuyk membela agama Allah. Mereka yakin
Allah menempatkan para syuhada yang mulia, yang penuh dengan keni’matan, serta
mereka menyakini kehidupan di jannah jauh lebih baik dan kekal adalah
cita-cita. Firman Allah Taala ;
وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا
بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di
jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat
rezki. (Q.s 3:169)
4. Orang-orang yang shaleh
Dalam hal ini ialah orang-orang yang bertaqa;
selalu beriman, beribdah, beramal shalah, berakhlak mulia, berprilaku yang
baik, bertindak menurut ajaran Islam, berbuat sesuai syari’at, berdakwah ke
jalan yang lurus, menghidupkan sunnah, meninggalkan bid’ah, tolong menolong,
dan amar ma’ruf nahyi munkar. Maka masih ada waktu bagi kita untuk menjadi
orang-orang yang shaleh
.....وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيقًا
........ Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya
Shahabt Nabi yang bernama Rabi’ah
bin Ka’ab al-Aslamiy dia berkata, "Saya bermalam bersama Rasulullah
Shallallahu'alaihiwasallam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk
hajatnya, maka beliau bersabda kepadaku, 'Mintalah kepadaku.' Maka aku berkata,
'Aku meminta kepadamu agar aku menemanimu di surga -dia berkata, 'Atau dia
selain itu'. Aku menjawab, 'Itulah yang dia katakan-maka beliau menjawab,
'Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud
(shalat sunat)." (H.R Musli, Abu Dawud, as-Nasaai)
ذَلِكَ
الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ
.
Yang demikian itu adalah karunia dari Allah,. Karunia yang Allah berikan kepada
siapa saja yang Allah kehendaki, maka pintalah olehmu, firman Allah taala ;
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ
فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ
كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Apabila telah ditunaikan
sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.s 62 : 10)
Maka kita dianjurkan untuk selalu
berdo’a ketika keluar dari masjid “Ya Allah, sesungguhnya aku mememohon dari
karunia-Mu” karunia yang tak
terbatas oleh waktu tak hanya karunia di dunia saja melainkan karunia-Nya di
Akhirat kekal abadi serta berdampingan dengan orang-orang yang kita cintai
dengan segala keni’matan yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang bertaqwa.
....وَكَفَى بِاللَّهِ عَلِيمًا
Untuk mendapatkan karunia Allah itu kita wajib
beramal dengan ikhlas, hanya dengan taat kepada Allah dan Rasul-Nya tidak perlu
ada saksi atau orang lain tau, cukuplah Allah yang mengetahui. Dia tidak akan
lupa dan menyalahi janji-Nya.
Wallaahu a’lam
bimuraadib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar